Inilah Tema Natal PGI & KWI 2012: "Allah Telah Mengasihi Kita (1 Yoh. 4:19).
Jl. Singabana 94, Sebatung Kec. Pulau Laut Utara Kotabaru
Rabu, 28 November 2012
Tahun Iman, Renungan Adven Bertemakan
"Mendoakan Dan Mendalami Pengakuan Iman".
Pastor B. Doso. S, Pr |
Sekitar 20 pemandu dari beberapa Komunitas Kota mendapatkan pembekalan ini.
Dalam sambutannya Pastor Paroki St. Yusup Kotabaru menyatakan permohonan maaf
karena dalam perencanaannya akan dilaksanakan hari Senin, 26 November 2012 Pk.
18.30 WITA bertempat di Gereja Katolik jl. Singabana 94 Kotabaru. Kegiatan ini
diundur karena saat itu Pastor Doso diperkirakan sampai di Kotabaru kurang
lebih Pk. 21.00 setelah memberikan Pembekalan Pemandu Materi Adven di Paroki
Stella Maris Sungai Danau.
Kedatangan Pastor Doso di Kotabaru benar seperti yang diperkirakan
sebelumnya, yaitu sekitar pk. 21.00 bersama Bp. Karman, Bp. Dwi yang
menemaninya. Pastor Doso mengalami hambatan saat melewati jembatan yang
diperbaiki di Tanah Bumbu. Maka ada alternatif yang ditawarkan oleh Pastor
Doso, bagaimana kalau dilaksanakan besok sore (tanggal 27 red.). Tawaran itu di
sambut baik oleh pemandu sehingga malam itu dibatalkan.
Peserta Pembekalan Pemandu Adven 2012 |
Dalam pembekalan yang berlangsung banyak hal di sampaikan oleh
Pemandu. Diantarannya tentang kekhasan Gereja Katolik yang Satu, Kudus, Katolik
dan Apostolik. Apakah nggak akan terasa kaku bila Gereja menyatakan Kesatuan
dan berpusat, sehingga perayaannya tidak dapat inkulturasi dengan budaya
setempat? Gereja yang bersifat Satu merupakan hakekat Gereja yang menyatu dalam
diri Allah yang kudus dipersatukan oleh Roh Kudus. Tentang Inkulturasi Gereja
cukup hati-hati, dan mestinya juga Pastor harus hati-hati dalam menggunakan
budaya yang akan dimasukkan dalam Ekaristi, sebab bisa jadi salah.
Beberapa pemandu juga berharap akan materi pendukung pendalaman dari KHK
(Kitab Hukum Kanonik), KGK (Katekismus Gereja Katolik), KKGK ( Kompendium
Katekismus Gereja Katolik), dan juga Dokumen Konsili Vatikan II.
Pertemuan berjalan lancar dan karena Pastor Doso terjadwal di Paroki St.
Vincencius A Paulo sore itu juga, maka setelah selesai penyampaian Pendasaran
dan bahan Pendalaman Beliau mohon diri dan meluncur ke Tanah Bumbu. Peserta
yang hadir masih menyempatkan waktu untuk bersama-sama dengan Pastor Paroki
untuk membicarakan beberapa hal praktis dalam Pendalaman Adven tahun 2012 ini.
Rabu, 21 November 2012
Hidup
Susah Matipun Susah ,,,,,
Misa
Peringatan Arwah semua orang beriman dilaksanakan pada tanggal 2 November 2012,
bertempat di makam Tiong Hoa jl. M. Alwi (depan SMP N 1 Kotabaru) dipimpin oleh
Pastor Paroki St. Yusup, Yohanes Susilohadi, Pr.
Pastor Johan Susilohadi, Pr |
Umat
Katolik memuliakan semua Orang Kudus dan berdoa memohon agar kita pun kelak
bisa berbahagia bersama mereka di dalam surga sambil memandang wajah Allah,
Bapa kita. Saat itu umat mengenang saudara-saudaranya yang telah meninggal
namun masih berada di Api Penyucian. Bahkan seluruh bulan Nopember ini kita
khususkan untuk berdoa dan berkorban untuk memohon kerahiman Allah atas mereka.
Hal ini kita lakukan karena di dalam Yesus Kristus, Penyelamat semua orang,
yang merindukan keselamatan dari Allah dengan tulus hati, kita tetap bersatu
padu dengan mereka. Dalam iman akan Kristus itu, kita percaya bahwa apa yang
kita namakan Persekutuan para Kudus meliputi baik kita yang masih hidup di
dunia ini, maupun semua Orang Kudus di surga, dan semua orang yang telah meninggal.
Bersama-sama kita membentuk dan terhimpun di dalam satu Gereja, yaitu Tubuh
Mistik Kristus.
Saat
itu secara khusus mengenang dan berdoa bagi arwah semua orang beriman yang
telah meninggal dunia. Maka kiranya ada baiknya kita menyadari makna peristiwa
kematian menurut ajaran iman kita. Bagi kita orang Kristen saat kematian
sesungguhnya merupakan peristiwa puncak kehidupan. Hidup kita tidak lenyap,
melainkan hanya diubah. Kita percaya bahwa sesudah pengembaraan kita di dunia
ini selesai, tersedialah bagi kita kediaman abadi di surga. Kematian bagi kita
merupakan saat kita mempercayakan diri secara total kepada Kristus, kebangkitan
dan kehidupan kita saat perjumpaan abadi dengan Dia, pokok pengharapan kita,
yang mengantar kita pulang ke rumah Bapa.
Atas
dasar iman itu, kita memohon agar saudara-saudara kita yang telah meninggal
dunia disucikan dari segala dosanya, dibebaskan dari segala hambatan dan noda,
dan boleh menikmati kebahagiaan kekal di sisi kanan Allah, Bapa kita, serta
boleh bersama-sama para kudus di surga memandang wajah Allah yang
dirindukannya. Hari kenangan dan peringatan ini pun sekaligus memberi
penghiburan rohani bagi kita, bahwa kelak kita akan berjumpa kembali dengan
saudara-saudara yang telah mendahului kita, untuk bersama Maria memuji dan
memuliakan Allah dalam persekutuan semua orang kudus. Kita pun pada suatu
ketika akan meninggalkan dunia ini dan pulang kepada Bapa di surga. Tetapi kita
percaya bahwa hidup atau mati, kita tetap milik Kristus.
Dalam
peristiwa misa itu juga umat Katolik Kotabaru diberi kesempatan untuk membakar
seluruh ujub doa bagi arwah orang beriman yang didoakan, asap yang mengepul
keangkasa merupakan harapan umat beriman akan terkabulnya permohonan, demikian
ungkap Pastor dalam homilinya.
Prosesi Pembakaran Doa Ujub untuk Arwah |
Terkait
dengan tempat pemakaman, secara khusus umat Katolik Kab. Kotabaru belum
memiliki tempat yang dapat dipergunakan sebagai pemakaman. Dalam perjalanan
waktu, pernah Umat Kristiani Kotabaru melalui BKAG (Badan Kerjasama Antara
Gereja) diberikan lokasi pemakaman di desa Seblimbingan Kec. Pulau Laut Utara
lewat Bpk Lukman Pakpahan (selaku Ketua BKAG saat itu) dengan luas 27.786 m2
denga surat Bupati no.28/1083/Kapsipda/2006 tertanggal 05 Oktober 2006. Namun
karena belum dimanfaatkan sampai dengan tahun 2011, maka pemerintah daerah
lewat surat Bupati Kotabaru no. 590/454/Setda, tanggal 30 Mei 2011 di pindahkan
ke Desa Megasari Kec. Pulau Laut Utara karena akan diadakan pengembangan kota.
Setelah ditunggu beberapa waktu belum ada penetapan yang pasti, maka
Kementerian Agama lewat Bimas Katolik sebagai mitra Gereja dimohon menelusuri
hal tersebut. Hasil koordinasi Penyelenggara Bimas Katolik Kementerian Agama
Kab. Kotabaru dengan Kabag Pertanahan Pemda Kab. Kotabaru (waktu itu Bp. Minggu
Basuki) diinformasikan bahwa sudah ada dana hanya belum ada lahan yang akan
dibebaskan untuk pemakaman. Umat dimohon sabar menunggu, setelah beberapa saat
menunggu juga belum menghasilkan maka beberapa waktu lalu Penyelenggara Bimas
Katolik Kementerian Agama Kab. Kotabaru mendatangi lagi Bagian Pertanahan
Pemda untuk konfirmasi ulang. Hasilnya tetap saja sama, hidup susah matipun
susah ...... apalagi bila saat ini dikehendaki Tuhan untuk menghadap maka umat
Katolik harus siap dana mulai dari 5-10 Juta untuk proses pemakaman. Hem,,,,,, (SBY)
Langganan:
Postingan (Atom)